BRI Memberdayakan Ultra Mikro dan UMKM Indonesia

Peran UMKM sangat penting dan sangat berpengaruh ke dalam ekonomi negara, terutama di Indonesia. umkm dapat menyediakan jaring pengaman untuk menjalankan kegiatan ekonomi khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. UMKM juga berperan dalam membentuk dan menyumbang produk domestik bruto. Selain itu, peranannya juga mampu memperluas penyerapan dan kesempatan kerja serta menciptakan lowongan pekerjaan.


Jenis UMKM

Jenis - jenis UMKM bisa kita lihat dari skala usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah;

1. Usaha Mikro, memiliki aset maksimal Rp50 juta dengan omzet maksimal Rp300 juta/tahun

2. Usaha Kecil, memiliki aset maksimal Rp50 juta - Rp500 juta dan omzet maksimal sebesar Rp300 juta - Rp2,5 miliar/tahun

3. Usaha Menengah, memiliki aset maksimal Rp500 juta - Rp10 miliar dengan omzet maksimal mencapai Rp2,5 miliar - Rp50 miliar/tahun

UMKM memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia karena memberikan sumbangan signifikan khususnya dalam pembentukan produk domestik bruto dan penyerapan tenaga kerja. UMKM juga dipercaya memiliki ketahanan ekonomi yang tinggi sehingga dapat menjadi penopang bagi stabilitas sistem keuangan dan perekonomian. Namun demikian, pengembangan UMKM masih menghadapi berbagai kendala, salah satunya dari sisi akses keuangan. 


Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan UMKM untuk menghasilkan laporan keuangan yang menjadi alat utama lembaga keuangan menilai kelayakan kredit. Sebagai respon atas kondisi tersebut, Bank Indonesia sebagai bank sentral berupaya untuk memberikan kontribusi yang terbaik melalui kebijakan pengembangan UMKM dalam meningkatkan akses keuangan. Selain itu, pengembangan UMKM BI bertujuan pula untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan manajerial SDM serta inovasi dari UMKM. 

Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus menjalankan misinya dalam mendukung perekonomian Indonesia melalui program pemberdayaan ultra mikro dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Melalui berbagai inisiatif, BRI berhasil mengangkat potensi pelaku usaha kecil hingga ultra mikro, mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal, dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat.

Salah satu langkah progresif yang diambil oleh BRI adalah meluncurkan serangkaian program pemberdayaan yang dikhususkan untuk ultra mikro dan UMKM. Program ini dirancang untuk memberikan aksesibilitas keuangan, peningkatan keterampilan, dan dukungan bisnis kepada para pelaku usaha di berbagai sektor.

Pentingnya inklusi keuangan menjadi fokus utama BRI dalam memajukan ultra mikro. Bank ini telah meluncurkan produk dan layanan perbankan yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka. Salah satu produk inovatif adalah tabungan ultra mikro yang memungkinkan pelaku usaha dengan modal terbatas untuk menyimpan dan mengelola uang mereka secara efisien.

BRI juga memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pemilik usaha ultra mikro agar dapat menggunakan layanan keuangan dengan optimal.

Kebutuhan pelatihan ini tentu saja tiap UMKM berbeda-berbeda. Namun BRI berusaha membantu dengan mendengarkan melalui laporan setiap tenaga pemasar mikro atau Mantri BRI yang diturunkan ke lapangan.
BRI melakukan pemberdayaan sekaligus pendampingan UMKM melalui empat inisiatif berikut:
1. Klasterkuhidupku
Klasterkuhidupku merupakan cara BRI menaikkan kelas UMKM. Nantinya, UMKM yang tumbuh dapat menjadi inspirasi bagi pelaku usaha di daerah lain.

Sejak awal dicanangkan, program ini telah terbukti menjadi wadah yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk mengembangkan hingga memperluas bisnisnya.

Pera 31 Oktober 2023, program ini sudah memberdayakan sebanyak 19.533 klaster usaha di seluruh Indonesia. Jika dibandingkan dengan Triwulan II 2023, jumlah klaster yang diberdayakan tersebut telah bertambah 2.115 pelaku usaha.

Kini, dari jumlah keseluruhan yang diberdayakan, sebanyak 83,1% usaha berasal dari segmen produksi dan 16,9% dari segmen non-produksi. Adapun persentase pemberdayaan klaster berdasarkan bidang usahanya mayoritas dinikmati sektor pertanian sebanyak 47%.

Disusul sektor Industri (30,8%), Perdagangan (9,9%), Perikanan (5,4%), jasa (2,5%), Pariwisata (0,8%), dan Lainnya (3,6%).

Sementara dari total klaster tersebut terdapat 244.366 anggota klaster sebagai pekerja produktif, yang mana 81,4% atau sebanyak 198.950 anggota telah memiliki rekening BRI. Klaster-klaster tersebut setidaknya telah mendapatkan 1.412 pelatihan dan literasi, serta 471 bantuan sarana prasarana produksi.

2. Desa BRILiaN
Dalam program Desa BRILian, desa-desa binaan BRI akan mendapatkan pelatihan kapabilitas perangkat desa, pengurus BUMDes dan pelaku UMKM di desa. Hingga akhir September 2023, BRI telah memiliki 2.843 desa binaan yang tersebar di seluruh Indonesia.

3. Rumah BUMN
Program lainnya yang dimiliki BRI untuk menaikkan kelas UMKM adalah Rumah BUMN. Kini, 54 Rumah BUMN, yang menaungi lebih dari 400 ribu pelaku UMKM dan telah melaksanakan lebih dari 11 ribu pelatihan.

4. Holding Ultra Mikro (UMi)
Meski baru dua tahun terbentuk, program ini sudah memiliki pencapaian yang cukup fantastis. Hingga September 2023 Holding UMi telah berhasil mengintegrasikan lebih dari 37,3 juta nasabah peminjam, atau tumbuh sekitar 17,3 % yoy dengan outstanding kredit dan pembiayaan mencapai Rp 614,9 triliun, atau tumbuh 9,5% secara yoy.

Komentar